Sabtu, 13 Mei 2017

Nama    : Ristia Atthohiroh Ayuningrum
Kelas    : 4EB29
Tugas Akuntansi Internasional 
INFLASI
Universitas Gunadarma
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Dalam perkembangan ekonomi saat ini telah timbul berbagai macam adanya inflasi dalam perubahan harga, Inflasi dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kenaikan tingkat harga rata-rata untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Banyak dari kita sangat menyadari fenomena ini. Inflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpanan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Akuntansi bagi perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan manajer-manajer perusahaan multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distorstif dari inflasi. Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan dapat mengakibatkan tidak efisiennya keputusan operasional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan keputusan  bisnis secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas, tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna pada politik global dalam kemajuan saat ini.
B.        Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana akuntansi bagi perubahan harga
2.      Untuk mengetahui bagaimana penyesuaian inflasi bagi perubahan harga
3.      Untuk mengetahui penyebab dari inflasi
4.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari inflasi
5.      Untuk mengetahui cara mengatasi inflasi
6.      Untuk mengetahui bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi
C.       Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan akuntansi perubahan harga?
2.      Bagaimana cara penyesuaian inflasi bagi perubahan harga?
3.      Apa saja penyebab dari inflasi?
4.      Apa dampak yang ditimbulkan dari inflasi?
5.      Bagaimana cara mengatasi inflasi?
6.      Bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Perubahan Harga
Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan  atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.          Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.         Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
B.        Penyesuaian Inflasi
Serangkaian metode statistik yang mengukur perubahan-perubahan harga, baik perubahan umum maupun perubahan spesifik, umumnya tidak bergerak dalampola yang parallel. Selain itu, masing-masing jenis perubahan harga efeknya berbeda-beda terhadap ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan. sehingga konsekuensinya, jenis perubahan ini harus di pertimbangkan sesuai dengan yang berbeda. Selanjutnya, akuntansi bagi efek perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model biaya historis-daya beli konstan. akuntansi bagi perubahan harga spesifik disebut sebagai model nilai ( biaya ) berjalan.
a.          Penyesuaian tingkat harga umum
Model biaya historis-dolar konstan mempertimbangkan perubahan harga ini dengan mengukur laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut mencerminkan jumlah maksimum sumber daya yang dapat didistribusikan ke berbagai pihak yang berhak selama periode tertentu, dan pada saat yang sama mempertahankan kemampuan perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan jasa yang secara umum sama, pada akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa yang dapat diperolehnya pada awal periode.
b.         Penyesuaian biaya berjalan
Model biaya berjalan memandang laba sebagai jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan selama periode tertentu, dengan mengbaikan pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas produkstif atau modal fisik peusahaan .salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menyesuaiakan posisi aktiva bersih awal perusahaan dengan menggunakan indeks-indeks harga spesifik yang sesuai (direct pricing ) untuk mencerminkan perubahan-perubahan biaya berjalan yang ekuivalen dari sebuah item selama periode yang dimaksud. jadi, sementara tujuan dari penyesuaian tingkat harga umum adalah untuk mempertahankan daya beli umum dari modal uang awal perusahaan, serta berupaya untuk mempertahankan modal fisik atau kapasitas produktif perusahaan.
Sehingga dengan adanya perubahan harga dalam akuntansi maka akan terjadi inflasi yang merupakan kenaikan tingkat harga rata-rata yang bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi.
C.       Penyebab Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.         Demand-pull inflation
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.
2.         Cost-push inflation
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
D.       Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada tingkat keparahannya.
1.         Dampak positif
Pengaruh positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
2.         Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian, terutama tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
·      Dampak Inflasi terhadap Pemerataan Pendapatan
·      Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil Produksi)
·      Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
·      Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
·      Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa Depan
·      Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran
E.        Cara Mengatasi Inflasi
1.         Kebijakan moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.
2.         Kebijakan fiskal
Bagaimana kebijakan fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.
3.         Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
F.        Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Ø  AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
·      Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
·       Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
·      Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan  data biaya kini.
Oleh karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak mewajibkan, perusahaan pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi daya beli tetap biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang diterbitkan oleh FASB (SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping sebagai cikal bakal standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
Ø  INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
·      Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
·      Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
·      Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
·      Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
·      Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Ø  BRASIL
Inflasi sering dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis di Amerika Latin, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya dengan inflasi dimasa lalu, pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap akuntansi inflasi sangat informatif.
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-undang perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir berasal dari revaluasi aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah dikurangi provisi penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian inflasi terhadap aset permanen dan ekuitas pemegang saham diterima bersih, dan kelebihannya diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai laba atau rugi koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham (BRL275) merupakan jumlah yang mesti ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham diawal tahun, guna mengatasi inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih sedikit dari penyesuaian ekuitas menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin dalam aset moneter bersih yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Inflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan keputusan  bisnis secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas, tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna pada politik global dalam kemajuan saat ini. Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia telah mencoba berbagai cara yang potensial untuk menanggulangi inflasi. Diantaranya adalah kebijakan moneter dan fiskal yang restriktif, peraturan-peraturan yang ditujukan untuk mengendalikan upah dan harga-harga, dan aktivitas-aktivitas pengaturan lainnya.
B.        Saran
Baru-baru ini perhatian dalam nilai akuntansi yang langsung atau jujur sangat diharapkan akan memajukan penelitian dengan tipe yang bervariasi dari system akuntansi perubahan harga. Hal ini mungkin juga akan menjadi penumbuh apresiasi dari keadaan yang terpuruk dengan cara memilih pendekatan alternative yang mungkin dapat dikerjakan dan berguna dalam pengukuran laba dan asset. Kegunaan dari harga jual dan keluar dalam konteks perubahan harga, terutama memperhatikan nilai atau milik dan investasi, selain itu mungkin juga menjadi apresiasi yang lebih baik. Hal ini kiranya juga menjadi kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber relevan lainnya dari informasi yang ada, seperti informasi mengenai aliran kas.
DAFTAR PUSTAKA
FREDERICK D.S, C. G. (1997). AKUNTANSI INTERNASIONAL. JAKARTA: SALEMBA EMPAT.
http://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/

Minggu, 30 April 2017



 MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL - STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL 
Nama : Ristia Atthohiroh Ayuningrum
Kelas  : 4EB29
NPM  : 27213826
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            IFRS (Internasional Financial Reporting Standards) saat ini selalu menjadi pembahasan akuntansi dalam setiap forum akuntansi baik domestik, regional, maupun internasional. Pelaporan keuangan berbasis IFRS telah menjadi sorotan setiap negara, terutama untuk negara-negara maju dan berkembang. Perlahan-lahan negara-negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia melakukan konvergensi IFRS yang dinilai memiliki manfaat dalam peningkatan arus investasi global. Hal tersebut memungkinkan adanya kemudahan akses perusahaan domestik melakukan ekspansi secara internasional tanpa kesulitan atas penyesuaian laporan keuangan perusahaan tersebut nantinya di negara lain.
            Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB (International Accounting Standard Board), penentu standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan pelaporan. Meskipun terdapat istilah penghapusan dalam makna konvergensi, namun konvergensi bisa mencakup pembuatan standar baru yang belum tercantum dalam standar yang sudah ada.
            Konvergensi Akuntansi mencakup konvergensi (1) standar akuntansi (yang membahas ukuran dan penyajian), (2) penyajian terkait penawaran surat berharga dan daftar bursa efek yang dibuat oleh perusahaan go public, dan (3) standar audit).

            Pada akhirnya konvergensi IFRS akan menghasilkan keseragaman dalam pelaporan keuangan di dunia internasional. Hal ini akan mempermudah pihak yang berwenang aktif dalam ruang lingkup pelaporan keuangan, baik pembuat standar, perusahaan, regulator, maupun auditor dalam memahami penerapan IFRS di berbagai negara sehingga sejalan dengan tuntutan pelaporan keuangan di era arus globalisasi yang kian berkembang pesat.
            Pemaparan singkat di atas melatarbelakangi tim penyusun untuk menyusun makalah berjudul “Standar Audit dan Akuntansi Global”. Judul tersebut diambil dari judul pada pertemuan ke-8 (tujuh) materi mata kuliah Teori Akuntansi.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, tim penyusun membuat topik permasalahan terkait makalah “Standar Audit dan Akuntansi Global” sebagai berikut:
a.    Apakah maksud dari konvergensi standar akuntansi?
b.    Apa saja manfaat konvergensi akuntansi?
c.    Apa saja peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional?
d.   Apa saja organisasi-organisasi besar internasional yang mendukung konvergensi standar akuntansi?
e.    Bagaimana organisasi-organisasi besar internasional yang mendukung konvergensi standar akuntansi?

C. Tujuan Penulisan
       Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pemahaman pembaca terkait konvergensi standar akuntansi secara internasional. Tim penyusun mengharapkan pembahasan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam memahami dan menganalisa perkembangan konvergensi standar akuntansi secara internasional dan dampaknya terhadap arus globalisasi.

   BAB II
PEMBAHASAN

A.    SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL
A.1. Manfaat Konvergensi Internasional
            Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.
            PricewaterhouseCoopers melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
·           Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
·           Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
·           Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
·           Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
·           Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

A.2. Kritik terhadap Standar Internasional
            Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik.       Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
           
            Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.

A.3. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
          Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.
      Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

A.3. Evaluasi
          Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.

B.     BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
            Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
-        Tahun 1973 à Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
-        Tahun 1976 à Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
-        Tahhun 1977 à Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
-        Tahun 1977 à Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
-        Tahun 1984 à London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
-        Tahun 1989 à IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
-        Tahun 1996 à Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
-        Tahun 2001 à Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
-        Tahun 2002 à IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
-        Tahun 2003 à European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
-        Tahun 2004 à Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
-        Tahun 2005 à Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
-        2006 à IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
-        Tahub 2007 à SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.


C.    IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI
C.1. International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
·           Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
·           Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
·           Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·           Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.


C.2. Commision of European Union (EU)
          Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
         
          Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
·           Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
·           Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
·           Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar

C.3. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
·           Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
·           Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
·           Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
·           Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.

C.4. International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.


C.5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International   Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.
C.6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja.
OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Konvergensi internasional saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di dunia internasional. Harmonisasi standar akuntansi setiap negara melalui IFRS menghasilkan kesalarasan pemahaman laporan keuangan dengan skala internasional. Banyak manfaat dan keuntungan dari penerapan IFRS di suatu negara, meskipun ada hambatan-hambatan dalam masa transasisi adopsi IFRS. IFRS tidak hanya menjadi standar akuntansi acuan di dunia internasional, namun menjadi pedoman dalam menyusun standar audit yang nantinya dapat berskala internasional pula.

DAFTAR PUSTAKA
Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek.  Akuntansi Internasional Jilid 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat